Ikan Banggai Cardinal Fish adalah ikan hias asli Indonesia dan hanya ditemukan di perairan Kab. Banggai, Sulawesi Tengah. Ciri-ciri ikan hias ini memiliki ukuran kecil dengan ciri khas pola yang sangat kontras antara garis hitam dan putih dengan totol-totol putih. ukuran maksimal 6 cm. Memiliki bentuk badan yang tinggi, bulat pipih, mulut besar, memiliki dua sirip punggung yang panjang dan indah. Karena keunikan dan keendemikan yang dimilikinya, ikan ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi.
Menemukan hewan endemik di
perairan terbuka merupakan suatu keingina yang sangat tinggi, keinginan itu
tidak kami siasiakan dalam kegiatan survei dan pengumpulan data dalam
penyusunan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau pulau kecil Kab. Banggai
dan Kab. Banggai kepulauan oleh KKP.
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Class :
Actinopterygii
Order :
Perciformes
Family :
Apogonidae
Genus :
Pterapogon
Species :
P. kauderni
Kab. Banggai dan Kab. Banggai Kepulauan
Kabupaten Banggai terletak di Sulawesi Tengah yang baru dimekarkan menjadi tiga kabupaten: Kab. Banggai, Kab. Banggai
Kepulauan, dan Kab. Banggai Laut. Kami berkesempatan melakukan pendataan
ekosistem terumbu karang di Kab. Banggai dan Kab. Banggai
kepulauan.
Lokasi pengambilan data Kab. Banggai
Minggu pertama, kami melakukan
pendataan di Kab. Banggai meliputi perairan Wedikan, Baruga, Teluk Siuna,
Pantai Ampat, Pantai Mayaya, dan Padimana. Sayang di enam lokasi penyelaman ini
kami tidak menemukan satu ekor pun ikan hias Banggai Cardinal Fish. Ironis,
kami justru menemukan ikan hias ini di kolam pemeliharaan salah satu warung
makan yang kami kunjungi. Penggunaan bom, racun sianida, maupun pemburuan
terhadap ikan hias ini memungkinkan menjadi penyebab susahnya kami menemukan
ikan endemik Kab. Banggai ini.
Minggu kedua kami melakukan pendataan
di perairan Kab. Banggai Kepulauan. Desa pertama kami mengunjungi adalah Desa
Apal. Dibandingkan dengan desa-desa lain, Desa apal memiliki ciri khas yang
sangt mencolok, yakni rumah penduduk yang hampir sama, tersusun rapi, lengkap
dengan pekarangan yang asri. Tidak heran keasrian lingkungan desa
yang terjaga ini membuat air laut yang tepat berada di bawah sebagaian rumah
penduduk terlihat jernih. Berbeda dengan beberapa desa lain yang airnya sudah
kotor, keruh, penuh dengan pollutan rumah tangga.
Seperti biasa, sebelum
kegiatan, kami menemui perangkat desa untuk menginformasi kegiatan pendataan
yang akan kami lakukan. Sembari menunggu perangkat desa, kami berjalan-jalan di
pekarangan rumah penduduk menikmati jernihnya air laut berada tepat di bawah
rumah yang kami singgahi. Kami terkejut, ternyata hewan endemik yang kami
cari-cari berenang manja di bawah rumah penuduk, kamipun tidak menyianyiakan
momen ini untuk kami dokumentasikan.
Setelah kami berhasil
menemukan ikan endemik di bawah rumah penduduk, kamipun yakin, di perairan lepas sana pasti
kami akan bertemu dengan jumlah lebih berlimpah.
Namun, keyakianan kami itu gugur, tercatat hanya satu ekor hewan ini yang kami temukan
di perairan lepas, itu pun susah untuk kami abadikan karena si ikan sepertinya
sudah kepalang takut, karena kebiasaan lama terhadap pemburuan
ikan ini. Padahal sungguh kami tidak bermaksud untuk memburu dia, kami hanya
ingin mengabadiakan lewat kamera yang kami punya.
Pencarian kami berlanjut di
lokasi pendataan lainnya di Desa Loksagu, Desa Kolak, Desa Lumbi lumbian, dan
Desa Montop. Namun sayang, ternyata pencarian kami di Kab. Banggai Kepulaun
hasilnya hampir sama dengan di Kab. Banggai, kami sulit menemukan ikan hias
ini di perairan lepas. Mungkin kami butuh waktu yang lebih lama dengan area pencarian yang lebih
luas agar bertemu dengan si Banggai Cardinal Fish.
Andai kami datangnya ke
Banggai ini 10 tahun yang lalu, mungkin kami masih bisa melihat eloknya ikan
hias endemik asal Banggai ini...
Sumber : http://agusnurul.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar