Permainan anak tradisional menjadi salah satu warisan budaya yang perlu
dilestarikan. Meski hampir tergerus zaman, permainan tradisional masih
cukup diminati oleh anak-anak lho.
Terbukti, beberapa jenis permainan tradisional masih sering dimainkan.
Kira-kira, apa saja ya? Berikut adalah sepuluh permainan anak
tradisional yang tak lekang waktu.
1. Gasing
Gasing termasuk mainan tertua yang bisa ditemukan di berbagai situs
arkeologi dan bahkan masih dimainkan hingga sekarang. Ketika berputar,
gasing bertumpu pada satu titik di porosnya. Gasing dulunya terbuat dari
kayu, walaupun kini Anda lebih sering menemukan gasing plastik.
Gasing dibedakan menjadi gasing adu bunyi, adu putar, dan adu pukul.
Sayangnya, asal-muasal gasing belum diketahui secara pasti. Mainan
tradisional ini juga memiliki banyak sebutan, seperti gangsing (Jawa
Barat dan Jakarta), pukang (Lampung), begasing (Kalimantan Timur),
Apiong (Maluku), dan lain-lain.
2. Petak umpet
Hompimpa alaium gambreng! Ayo siapa yang jaga?
Petak umpet adalah permainan yang tak pernah terkikis zaman. Anak-anak
masih sering memainkannya di sekolah atau di rumah. Dengan mengucapkan
Hompimpa alaium gambreng!, kita bisa menentukan siapa yang bersembunyi
dan menjaga pos.
Rupanya, istilah Hompimpa alaium gambreng! sendiri memiliki makna
tersembunyi, yang mungkin jarang diketahui. Dalam sebuah program TV Kick
Andy, seorang pria memaparkan bahwa istilah Hompimpa alaium gambreng!
berarti "Dari Tuhan kembali ke Tuhan, Mari kita bermain!"
3. Congklak
Congklak adalah permainan tradisional
yang dikenal dengan berbagai macam nama di Indonesia. Anda mungkin
mengenalnya dengan nama dakon, dhakon, dhakonan, atau bahkan congkak
(Sumatera).
Lain halnya dengan di Lampung, permainan ini lebih dikenal dengan nama
dentuman lamban. Permainan ini biasanya dilakukan oleh dua orang.
Kita ditantang untuk adu strategi dalam menempatkan semua biji congklak.
Nah, pemain yang paling banyak mengumpulkan biji congklak berhasil
keluar sebagai pemenang.
4. Lompat tali
Lompat tali bukan sekadar jenis
olahraga, tetapi juga permainan anak tradisional. Kita bisa membuat tali
dengan karet yang saling dikaitkan sampai panjang. Jadi ingat masa
kecil? Yups! Permainan ini terbilang cukup sederhana dan murah bahan.
Meski terkesan sederhana, lompat tali bukan jenis permainan yang mudah
lho. Setiap pemain harus memiliki kelincahan saat melompat dan
menentukan kapan waktu paling tepat untuk melompat. Seru banget!
Istilah gobak sodor seringkali dihubung-hubungkan dengan istilah asing
yang berbunyi go back to door. Gobak sodor atau galasin termasuk jenis
permainan daerah dari Indonesia. Sama seperti bentengan, gobak sodor
juga tergolong permainan grup, yang terdiri dari dua grup.
5. Engklek
Siapa sih yang tak kenal engklek. Permainan anak tradisional yang tak
pernah tergerus zaman. Permainan ini juga dikenal dengan sebutan Sunda
manda, tklk, ingkling, dan dampu.
Engklek adalah permainan anak yang dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia, seperti Sumatera, Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Tentu saja dengan nama yang berbeda-beda. Diduga, istilah sunda manda
berasal dari bahasa Belanda zondag-maandag. Namun, itu hanyalah dugaan
masyarakat sementara.
6. Bentengan
Benteng atau bentengan adalah permainan yang melibatkan dua grup, yang
terdiri dari 4-8 orang. Masing-masing kelompok harus menentukan sendiri
benteng mereka, seperti tiang, pohon, batu atau pilar.
Kelompok yang keluar sebagai pemenang, berhasil menyentuh benteng lawan
sambil berteriak "Benteng!". Kemenangan juga dapat diraih dengan menawan
tim lawan, yang dilakukan dengan menyentuh tubuh mereka.
7. Gobak sodor
Masing-masing grup berisi 3-5 orang. Inti dari permainan ini adalah
setiap pemain harus menghadang lawan mereka agar tidak bisa lolos
melewati garis. Kelompok yang menang bisa membawa semua anggota untuk
mencapai garis finish yang telah ditentukan.
8. Layang-layang
Layang-layang atau layangan adalah permainan tradisional yang sangat
menyenangkan. Meski terlihat sederhana, kita tetap membutuhkan
keterampilan yang baik dalam membuat sebuah layang-layang. Selain itu,
permainan ini juga tak mengenal usia.
Kini, kita sering menemukan beberapa event tahunan yang menampilkan
beragam jenis layang-layang dari para komunitas pecinta layang-layang di
Indonesia. Ingin lebih mengenal layang-layang? Kunjungi Museum
Layang-layang Indonesia dan kenali berbagai jenis layang-layang.
9. Kelereng
Kelereng punya banyak nama, seperti gundu, neker, guli, dan lain-lain.
Permainan anak ini biasanya terbuat dari tanah liat, kaca atau bahkan
marmer. Ukuran kelereng bisa bermacam-macam, namun umumnya berdiameter
1,25 cm.
Sebagian orang menganggap kelereng sebagai benda antik yang unik untuk
dikoleksi. Tak heran, jika beberapa pengoleksi kelereng punya banyak
seri dengan berbagai warna dan pola. Kelereng tertua menjadi koleksi The
British Museum di London, yang ternyata berasal dari tahun 2000-1700
SM.
10. Ular naga
Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itu yang dicari
Kini dianya yang terbelakang
Lagu ini dinyanyikan oleh semua pemain, ketika bermain ular naga.
Permainan ini biasanya dimainkan sekitar 5-10 orang atau boleh lebih.
Setelah nyanyian itu selesai, kemudian anak di baris terakhir pun
ditangkap.
Permainan sederhana ini benar-benar membawa kita kembali ke masa
kanak-kanak. Permainan modern, seperti PS atau video games, mungkin
terlihat lebih keren dan menarik. Namun, tahukah Anda seberapa asyiknya
permainan tradisional di atas? Tak ada bandingannya! Ajarkan pada anak
tentang budaya nusantara, jangan hanya permainan modern.
0 komentar:
Posting Komentar