11.34
0



Permainan anak tradisional menjadi salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan. Meski hampir tergerus zaman, permainan tradisional masih cukup diminati oleh anak-anak lho. 
Terbukti, beberapa jenis permainan tradisional masih sering dimainkan. Kira-kira, apa saja ya? Berikut adalah sepuluh permainan anak tradisional yang tak lekang waktu.

1. Gasing
Gasing

Gasing termasuk mainan tertua yang bisa ditemukan di berbagai situs arkeologi dan bahkan masih dimainkan hingga sekarang. Ketika berputar, gasing bertumpu pada satu titik di porosnya. Gasing dulunya terbuat dari kayu, walaupun kini Anda lebih sering menemukan gasing plastik. 
Gasing dibedakan menjadi gasing adu bunyi, adu putar, dan adu pukul. Sayangnya, asal-muasal gasing belum diketahui secara pasti. Mainan tradisional ini juga memiliki banyak sebutan, seperti gangsing (Jawa Barat dan Jakarta), pukang (Lampung), begasing (Kalimantan Timur), Apiong (Maluku), dan lain-lain.

2. Petak umpet
Hompimpa alaium gambreng! Ayo siapa yang jaga?

Petak umpet adalah permainan yang tak pernah terkikis zaman. Anak-anak masih sering memainkannya di sekolah atau di rumah. Dengan mengucapkan Hompimpa alaium gambreng!, kita bisa menentukan siapa yang bersembunyi dan menjaga pos. 
Rupanya, istilah Hompimpa alaium gambreng! sendiri memiliki makna tersembunyi, yang mungkin jarang diketahui. Dalam sebuah program TV Kick Andy, seorang pria memaparkan bahwa istilah Hompimpa alaium gambreng! berarti "Dari Tuhan kembali ke Tuhan, Mari kita bermain!"

3. Congklak














Congklak adalah permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di Indonesia. Anda mungkin mengenalnya dengan nama dakon, dhakon, dhakonan, atau bahkan congkak (Sumatera). 
Lain halnya dengan di Lampung, permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban. Permainan ini biasanya dilakukan oleh dua orang. 
Kita ditantang untuk adu strategi dalam menempatkan semua biji congklak. Nah, pemain yang paling banyak mengumpulkan biji congklak berhasil keluar sebagai pemenang.

4. Lompat tali











Lompat tali bukan sekadar jenis olahraga, tetapi juga permainan anak tradisional. Kita bisa membuat tali dengan karet yang saling dikaitkan sampai panjang. Jadi ingat masa kecil? Yups! Permainan ini terbilang cukup sederhana dan murah bahan. 
Meski terkesan sederhana, lompat tali bukan jenis permainan yang mudah lho. Setiap pemain harus memiliki kelincahan saat melompat dan menentukan kapan waktu paling tepat untuk melompat. Seru banget!

Istilah gobak sodor seringkali dihubung-hubungkan dengan istilah asing yang berbunyi go back to door. Gobak sodor atau galasin termasuk jenis permainan daerah dari Indonesia. Sama seperti bentengan, gobak sodor juga tergolong permainan grup, yang terdiri dari dua grup. 

5. Engklek
Engklek

Siapa sih yang tak kenal engklek. Permainan anak tradisional yang tak pernah tergerus zaman. Permainan ini juga dikenal dengan sebutan Sunda manda, tklk, ingkling, dan dampu. 
Engklek adalah permainan anak yang dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. 
Tentu saja dengan nama yang berbeda-beda. Diduga, istilah sunda manda berasal dari bahasa Belanda zondag-maandag. Namun, itu hanyalah dugaan masyarakat sementara.

6. Bentengan
Bentengan

Benteng atau bentengan adalah permainan yang melibatkan dua grup, yang terdiri dari 4-8 orang. Masing-masing kelompok harus menentukan sendiri benteng mereka, seperti tiang, pohon, batu atau pilar. 
Kelompok yang keluar sebagai pemenang, berhasil menyentuh benteng lawan sambil berteriak "Benteng!". Kemenangan juga dapat diraih dengan menawan tim lawan, yang dilakukan dengan menyentuh tubuh mereka.

7. Gobak sodor

Gobak sodor
Masing-masing grup berisi 3-5 orang. Inti dari permainan ini adalah setiap pemain harus menghadang lawan mereka agar tidak bisa lolos melewati garis. Kelompok yang menang bisa membawa semua anggota untuk mencapai garis finish yang telah ditentukan.

8. Layang-layang


Layang-layang
 Layang-layang atau layangan adalah permainan tradisional yang sangat menyenangkan. Meski terlihat sederhana, kita tetap membutuhkan keterampilan yang baik dalam membuat sebuah layang-layang. Selain itu, permainan ini juga tak mengenal usia. 
Kini, kita sering menemukan beberapa event tahunan yang menampilkan beragam jenis layang-layang dari para komunitas pecinta layang-layang di Indonesia. Ingin lebih mengenal layang-layang? Kunjungi Museum Layang-layang Indonesia dan kenali berbagai jenis layang-layang.

 9. Kelereng
Kelereng 
Kelereng punya banyak nama, seperti gundu, neker, guli, dan lain-lain. Permainan anak ini biasanya terbuat dari tanah liat, kaca atau bahkan marmer. Ukuran kelereng bisa bermacam-macam, namun umumnya berdiameter 1,25 cm. 
Sebagian orang menganggap kelereng sebagai benda antik yang unik untuk dikoleksi. Tak heran, jika beberapa pengoleksi kelereng punya banyak seri dengan berbagai warna dan pola. Kelereng tertua menjadi koleksi The British Museum di London, yang ternyata berasal dari tahun 2000-1700 SM.

10. Ular naga
Ular naga
Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itu yang dicari
Kini dianya yang terbelakang

Lagu ini dinyanyikan oleh semua pemain, ketika bermain ular naga. Permainan ini biasanya dimainkan sekitar 5-10 orang atau boleh lebih. Setelah nyanyian itu selesai, kemudian anak di baris terakhir pun ditangkap.

Permainan sederhana ini benar-benar membawa kita kembali ke masa kanak-kanak. Permainan modern, seperti PS atau video games, mungkin terlihat lebih keren dan menarik. Namun, tahukah Anda seberapa asyiknya permainan tradisional di atas? Tak ada bandingannya! Ajarkan pada anak tentang budaya nusantara, jangan hanya permainan modern.


0 komentar:

Posting Komentar